JAKARTA | – Tokoh PDIP, Almarhum Sabam Sirait, dikenal sebagai tokoh jurnalis dan kemudian menjadi salah satu deklarator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI Perjuangan, Sabam Sirait menjadi tokoh politikus dan Negarawan yang memperjuangkan nilai-nilai Demokrasi.
Oleh karena itu, seorang tokoh seperti Sabam Sirait semestinya mendapat penghargaan yang luar biasa karena sebagai tokoh Negarawan. Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia atau Pewarna Indonesia memberikan apresiasi dan penghargaan bagi tokoh almarhum Sabam Sirait.
Bentuk Penghargaan tersebut dituangkan dengan mengadakan Acara Diskusi Publik dengan tema “Sabam Sirait: Politisi Negarawan di Mata Tokoh Lintas Agama.” Acara diselenggarakan pada hari Kamis (28/04/2022), pukul 13.00-16.00 WIB, bertempat di Gedung Lembaga Alkitab Indonesia atau LAI, jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.
Narasumber dalam Diskusi Publik ini R.E. Nainggolan sebagai pembuka Diskusi, Romo Benny Susetyo (tokoh Katolik), Mayjen TNI (Purn). Wisnu Bawa Tenaya (Ketua Pengurus Harian PHDI Pusat), Banthe Dhammasubho Mahathera (Tokoh Budha), Pdt. Jacklevyn F Manuputty (Sekum PGI) dan Ishaq Zubaedi Raqib (Ketua LTN-Infokom dan Publikasi PBNU). Moderator dibawakan oleh Yusuf Mujiono (Ketua Pewarna Indonesia).
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian sambutan dari Dewan Pengarah Pewarna Indonesia dari ketua Voxpoint, Yohanes Handoyo Budhisedjati. Moderator Yusuf Mujiono memaparkan secara singkat profil Sabam Sirait.
Acara dibuka oleh pengantar Diskusi dari R.E Nainggolan melalui online zoom. “Kami melihat keteladanan dan perjuangan dari Almarhum Sabam Sirait. Beberapa pihak mengusulkan agar Sabam Sirait diangkat sebagai Pahlawan National, karena sebagai pejuang Demokrasi dan tokoh Lintas Agama yang pluralis. Oleh karena itu sangat pantas Sabam Sirait sebagai dianugerahkan Pahlawan National, ” ujarnya dalam Narasi Pembuka Diskusi.
Romo Benny Susetyo sebagai tokoh Katolik mengemukakan melalui virtual zoom, “Sabam Sirait, tokoh yang pluralis dan tidak memandang perbedaan. Kami dari masyarakat Katolik sangat mendukung usulan berbagai pihak yang ingin Sabam Sirait diangkat menjadi Pahlawan Nasional yang terus memperjuangkan demokrasi bangsa Indonesia, ” ujarnya melalui Zoom singkat.
Mayjen TNI (Purn).Wisnu Bawa Tenaya memaparkan dalam Diskusi Publik. “Saya mempelajari dari literasi perjalanan Sabam Sirait, tidak mudah mengerjakan perjuangan seperti beliau yang juga berjuang ditengah keanekaragaman dan lintas Agama di Indonesia,” Ungkapnya.
“Sikap beliau menganalisi sesuatu secara universal. Orang yang didisiplin dan sederhana. Kita sebagai generasi penerus, harus meneladani perjuangan yang sudah dilakukan oleh beliau. Didunia politik dan pemerintah, beliau sampai akhir hidupnya terus berkarya,” paparnya.
Banthe Dhammasubho Mahathera sebagai tokoh dari Budha sebelum memaparkan materi, memberikan oleh-oleh dari Thailand kepada Ketua Umum Pewarna Indonesia, Yusuf Mujiono. “Melihat sesuatu itu melihat dari semua sisi dengan jelas, akhir menghasilkan Kebenaran, bukan Keputusan. Politik itu adalah cara, semua bidang ada politiknya,” paparnya.
“Pandangan keagamaan, Budha memberikan garis batas yang jelas, antara spiritual dan sekularitas. Sebagai sosok seseorang bisa dilihat dari sisi ideologis, dinamis dan pluralis,” tutur Banthe.
Ishaq Zubaedi Raqib sebagai perwakilan dari PBNU mengatakan, “Seorang Sabam Sirait jika dianugerahkan sebagai Pahlawan Nasional adalah pantas. Menurut Saya, selain diskusi, juga boleh menapaktilasi dan merenungkan jejak perjuangan Sabam Sirait, ” katanya.
“Sabam Sirait sebagai seorang Kristiani, namun pluralisme. Karena beliau adalah tokoh Idealis, dinamis dan pluralis,” ujarnya.
“Closing Statemen Saya, dalam seminar ini, pak Sabam Sirait sangat vocal dalam forum PBB dalam membela perjuangan di bebeberapa negara-negara di dunia. Pak Sabam Sirait sebagai tokoh yang melewati batas perbedaan Agama, ras dan pandangan, ” ujarnya diakhir statemen.
Sekum PGI, Pdt. Jacklevyn F. Manuputty melalui zoom memaparkan, ” Ada tiga point catatan mengenai pak Sabam Sirait. Pertama adalah tokoh yang memberi arah ke era Nasionalisme. Pak Sabam seorang pemikir sosialis dan dan nasionalis. Dia juga seorang ideologis. Tujuh era Presiden dia lewati. Ia politisi yang terus memperjuangkan demokrasi dan memperjuangkan nilai-nilai Nasionalisme. Kedua, dia berhubungan lewati Lintas batas. Dalam hal ini beliau tidak dipasung oleh batas Agama menembus sekat-sekat perbedaan. Menjadi catatan yang mahal bagi sejarah kekristenan juga selalu menjaga pluralisme. Panggilan kebangsaan sebagai seorang Nasionalis, beliau mencontohkan dengan Tokoh-tokoh lintas kelompok. Point Ketiga, Beliau melewati lintas batas bukan saja Indonesia, namun lintas batas di dunia. Pak Sabam berjuang dalam hal kemanusiaan melewati batasan Agama di dunia. Catatan Akhir Saya, Pak Sabam Sirait dalam dunia politik, mengedepankan aspiratif politis. Pak Sabam salah satu tokoh yang melibatkan perjuangan Demokrasi. Kita meneladani perjuangan beliau dan pantas diajukan sebagai Pahlawan Nasional, ” paparnya melalui zoom.
Acara diakhiri dengan tanggapan dari beberapa tokoh lainnya yang sudah hadir dan sesi tanya jawab oleh media. Semangat dan nilai-nilai karakter menuju demokrasi yang adil dan merata bagi NKRI untuk generasi selanjutnya. (**).