Jakarta pewarnaid Program Reboan satu jam bersama Pewarna Indonesia kali ini menghadirkan dua sosok muda sekaligus petinggi dipartainya masing-masing Giring Ganesha Plt Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Herzaky Mahendra ketua litbang dan media Partai Demokrat.
Acara yang dipandu Ashiong Munthe ini juga dihadiri beberapa ketua umum antaranya Majelis Umat Kristen Indonesia Djasarmen Purba SH, Pdt Bridjen Purn Drs Harsanto Adi Ketua Umum Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Louis Pakaila Ketua Umum Persatuan Msyarakat Kristen Indonesia Timur (PMKIT) dan Ketua Umum PEWARNA Yusuf Mujiono yang didampingi sekrtaris I Tony Ermando, wakil bendahara Wasita, Endarmoko OKK dan juga Efraim Limbong Ketua PD Pewarna Sulteng.
Lalu seperti apa padangan mereka tentang Indonesia ke depan, Giring Ganesha yang juga seorang artis penyanyi yang tergabung di Band Nidji ini berpendapat meski mengalami pasang surut yang di alami bangsa Indonesia, peristiwa 1998 era di mana pergerakan Orde Baru menuju reformasi.
Lalu membuahkan hasil tersikapnya para koruptor meski tak dipungkiri ada yang lolos juga, namun dengan keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menjadi bukti bahwa Indonesia serius memeranginya, ini semua demi terwujudnya kesejahteraan negeri ini tambah Giring mengawali bincang talk show yang dipandu Ashiong Munthe litbang PEWARNA malam itu, Rabu 1/9/21.
Giring melanjutkan bahwa tantangannya kemudian muncul lagi adanya politik identitas yang membelah masyarakat. Lagi, munculnya intoleransi dan issue issue sektarianisme tentu sebagai kader PSI memastikan akan selalu berada di garis depan demi mencegah hal tersebut terulang kembali
PSI, tegas Giring sebagai partai anak muda tetap berkomitmen menjaga keragaman, kesetaraan serta mengupayakan kesejahteraan yang terus diperjuangkan.
Imbuhnya muda bukan berarti masalah umur yang sekedar angka melainkan gagasan, semangat fresh serta jiwa muda.
Dalam menangkal paham radikal anti Pancasila, PSI bersama orang orang mudanya berkomitmen menempatkan kadernya sehingga menutup celah di parlemen agar tidak terisi dengan para perongrong NKRI.
“Jangan sampai ada ruang yang bisa digunakan bagi mereka yg berambisi menggoyang Pancasila dengan dalil apapun. LBH / Para Jubir PSI pasti akan ada di garis depan ketika intoloreransi muncul,” tegas Giring serius.
Bicara warisan masa masa lalu yang kini menjadi tantangan kaum muda adalah korupsi dengan hukuman yang ringan, tidak mempunyai efek jera bagi pelakunya, kami ingin hukuman seumur hidup dan pembalikan kekakayaan ini akan kami perjuangan hingga tingkat pembuat kebijakan .
Hal Senada juga diungkapan oleh Herzaky, tokoh muda dari partai Demokrat.
Menyikapi perbedaan Herzaki tokoh muda ini tegas bahwa tidak semua kita harus dengan baju yang sama, untuk menuju Indonesia Emas. Dibutuhkan kolaborasi antara generasi muda dan generasi pendahulu.
Berbeda pandangan dalam politik merupakan hal yang biasa apalagi Demokrat sedang bersih bersih supaya tidak ada ruang ruang gelap yang terisi oleh penumpang gelap.
Politik identitas memang jahat dan jelas tidak akan bertahan lama, justru para buzer medsos kini perlu diwaspadai. Meski era jejaring sosial, di mana harus melek teknologi, penyebar hoax, fitnah serta propaganda tersebelung perlu kita perangi juga, agar kita tetap hidup dalam keberagamam.
Korupsi, kasus yang sempat membuat Demokrat tersandung di masa lalu, kini dalam perspektif masa kini di mana banyak terisi kader muda yang belajar dari pengalaman, memastikan tidak akan menjumpai lagi kejahatan kejahatan yang terjadi di ruang gelap.
“Kami membuka ruang dialog dengan transparan serta komitmen yang bertolak belakang dari pengaruh sesuatu yang merugikan bangsa. ini yang membuat pandangan kami berbeda, sehingga sempat muncul dualisme kepemimpinan dalam partai”, ucapnya Herzaki mencoba menjelaksan apa yang terjadi dengan partainya ketika itu.
Politik boleh beda pendapat tetapi perlu bukti untuk menuntaskannya, perlu kontrol serta proses terukur dalam penyelesaiannya.
Dalam akhir diakusi para narasumber dan pemerhati sepakat, Giring dalam hal ini menegaskan bahwa ujian bangsa saat ini adalah pandemi covid-19 yang mengajarkan kepada kita semua tentang solidaritas dimana kita memperhatikan satu sama lain peduli kesehatan sesama,selain isu isu panas yang terjadi, Kita sudah terbukti sebagai Negara yang berbudaya Gotong Royong, .
Sementara Herzaki mengatakan urgensi untuk segera terbebas dari pandemi ini fokus membantu masyarakat baik kita yang berada dalam pemerintahan maupun sebagai masyarakat biasa di mana orang orang baik bisa berbuat sefektif mungkin, Pandemi tidak boleh menghilangkan hak dasar masyarakat yakni hak untuk hidup serta kehilangan ruang publik dalam bertahan untuk hidup.
Kiranya Masa depan Indonesia setelah 76 tahun Merdeka, bukan sekedar mimpi, di generasi kita lah mimpi itu menjadi nyata. Menjadi pemuda yang mengubah serta penentu sejarah Indonesia yang sesungguhnya. (Johanes)